I. Pengantar
1. Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi (psychotherapy)
adalah pengobatan alam pikiran, atau lebih tepatnya, pengobatan dan perawatan
gangguan psikis melalui metode psikologis. Pengertian psikoterapi mencakup
berbagai teknik yang bertujuan untuk membantu individu dalam mengatasi gangguan
emosional dengan cara memodifikasi perilaku, pikiran, dan emosinya seperti
halnya proses reedukasi (pendidikan kembali), sehingga individu tersebut mampu
mengembangkan dirinya dalam mengatasi masalah psikisnya.
James P. Chaplin membagi pengertian
psikoterapi dalam dua sudut pandang. Secara khusus, psikoterapi diartikan
sebagai penerapan teknik khusus pada penyembuhan penyakit mental atau pada kesulitan-kesulitan
penyesuain diri setiap hari. Secara luas, psikoterapi mencakup penyembuhan
lewat keyakinan agama melalui pembicaraan nonformal atau diskusi personal
dengan guru atau teman.
Pengertian psikoterapi selain
digunakan untuk penyembuhan penyakit mental, juga dapat digunakan untuk
membantu, mempertahankan dan mengembangkan integritas jiwa, agar ia tetap
tumbuh secara sehat dan memiliki kemampuan penyesuaian diri lebih efektif
terhadap lingkungannya. Dengan demikian, tugas utama psikoterapis di sini
adalah memberi pemahaman dan wawasan yang utuh mengenai diri pasien serta
memodifikasi atau bahkan mengubah tingkah laku yang dianggap menyimpang.
Menurut Carl Gustav Jung sebagai
mana dikutip dalam Nuansa-nuansa Psikologi Islam, menyatakan bahwa
pengertian psikoterapi telah melampaui asal-usul medisnya dan tidak lagi
merupakan suatu metode perawatan orang sakit. Psikoterapi kini digunakan untuk
orang yang sehat atau pada mereka yang mempunyai hak atas kesehatan psikis yang
penderitaannya menyiksa kita semua.
Berdasarkan pendapat Jung ini,
bangunan psikoterapi selain digunakan untuk fungsi kuratif (penyembuhan), juga
berfungsi preventif (pencegahan) dan konstruktif (pemeliharaan dan pengembangan
jiwa yang sehat). Ketiga fungsi tersebut mengisyaratkan bahwa usaha-usaha untuk
berkonsultasi pada psikoterapis tidak hanya ketika psikis seseorang dalam
kondisi sakit. Alangkah lebih baik jika dilakukan sebelum datangnya gejala atau
penyakit mental, karena hal itu dapat membangun kepribadian yang sempurna.
2. Tujuan
Psikoterapi
Psikoterapi
didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir,
proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah
dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
·
Menghapus, mengubah atau mengurangi
gejala gangguan psikologis.
·
Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
·
Meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan kepribadian yang positif.
·
Memperkuat motivasi klien untuk
melakukan hal yang benar.
·
Menghilangkan atau mengurangi tekanan
emosional.
·
Mengembangkan potensi klien.
·
Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
·
Memodifikasi struktur kognisi (pola
pikiran).
·
Memperoleh pengetahuan tentang diri/pemahaman
diri.
·
Mengembangkan kemampuan berkomunikasi
dan interaksi sosial.
·
Meningkatkan kemampuan dalam mengambil
keputusan.
·
Membantu penyembuhan penyakit fisik.
·
Meningkatkan kesadaran diri.
·
Membangun kemandirian dan ketegaran
untuk menghadapi masalah.
·
Penyesuaian lingkungan sosial demi
tercapai perubahan dan masih banyak lagi.
3. Unsur-unsur Psikoterapi
Masserman (1984) melaporkan delapan ‘parameter pengaruh’
dasar yang mencakup unsur-unsur lazim pada semua jenis psikoterapi, yaitu :
© Peran
sosial (martabat)
© Hubungan
(persekutuan tarapeutik)
© Hak
© Retrospeksi
© Reduksi
© Rehabilitasi,
memperbaiki gangguan perilaku berat
© Resosialisasi,
© Rekapitulasi
4. Perbedaan Psikoterapi dengan Konseling
Pada
dasarnya antara konseling dan psikoterapi dalam hal tujuan sama-sama ingin
membantu agar klien dapat menemukan permasalahan untuk kemudian dapat
dipecahkan bersama-sama, namun semua itu hanya dapat terlaksana dengan baik
manakala klien dapat membuka diri dan mau diajak kerjasama.
Dan
adapun perbedaannya lebih kepada pendekatan dan cara penanganannya, dimana
konselor sebagai mitra yang dapat memberikan masukkan dan membantu untuk
memunculkan suatu permasalahan yang dirasakan klien baik masalah yang disadari
maupun yang tidak disadari, sedangkan psikoterapis selain menggunakan
tehnik konseling ia juga menggunakan therapy yang sifatnya lebih kepada perubahan
pada prilaku yang sangat substanstib.
5. Pendekatan Terhadap Mental Lines
a.
Biological,
Meliputi keadaan mental organik, penyakit afektif, psikosis dan penyalahgunaan
zat. Menurut Dr. John Grey, Psikiater Amerika (1854) pendekatan ini lebih
manusiawi. Pendapat yang berkembang waktu itu adalah penyakit mental disebabkan
karena kurangnya insulin dalam tubuh. Lalu dikembangkan terapi injeksi insulin
. juga mulai dikembangkan upaya bedah otak di London.
b.
Psychological,
Meliputi suatu peristiwa pencetus dan efeknya terhadap perfungsian yang buruk,
sekuele pasca-traumatic, kededihan yang tak terselesaikan, krisis perkembangan,
gangguan pikiran dan respons emosional penuh stress yang dilimbulkan. Selain
itu pendekatan ini juga meliputi pengaruh sosial, ketidakmampuan individu
berinteraksi dengan lingkungan dan hambatan pertumbuhan sepanjang hidup
individu. Ini dimulai dari teori psikoanlisis Freud tahun (1856-1939)
c.
Sosiological,
Meliputi kesukaran pada sistem dukungan sosial, makna sosial atau budaya dari
gejala dan masalah keluarga. Dalam pendekatan ini harus mempertimbangkan
pengaruh proses-proses sosialisasi yang berlatarbelakangkan kondisi
sosio-budaya tertentu.
d.
Philosophic,
Kepercayaan terhadap martabat dan harga diri seseorang dan kebebasan diri
seseorang untuk menentukan nilai dan keinginannya. Dalam pendekatan ini dasar
falsafahnya tetap ada, yaitu menghagai sistem nilai yang dimiliki oleh klien,
sehingga tidak ada istilah keharusan atau pemaksaan.
6. Bentuk-bentuk Utama Terapi
a. Terapi Supportive
Terapi suportif atau pendukung adalah pengobatan yang
diarahkan untuk menjaga integritas fisiologis atau fungsional pasien sampai
pengobatan yang lebih definitif dapat dilaksanakan, atau sampai daya
penyembuhan pasien berfungsi untuk meniadakan kebutuhan perawatan lebih lanjut.
Bentuk-bentuknya :
Ventilasi
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang.
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada pasien untuk mengemukakan isi hatinya dan sebagai hasilnya ia akan merasa lega serta keluhannya akan berkurang.
•
Sikap terapis : menjadi pendengar yang baik dan penuh pengertian.
•
Topik pembicaraan : permasalahan yang menjadi stres yang utama.
Persuasi
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang dilakukan dengan menerangkan secara masuk akal tentang gejala-gejala penyakitnya yang timbul akibat cara berpikir, perasaan, dan sikapnya terhadap masalah yang dihadapinya.
•
Sikap terapis :
o
terapis berusaha membangun, mengubah, dan menguatkan impuls tertentu serta
membebaskannya dari impuls yang mengganggu secara masuk akal dan sesuai dengan
hati nurani.
o
Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang masuk akal bahwa gejalanya akan
hilang.
•
Topik pembicaraan : ide dan kebiasaaan pasien yang mengarah pada terjadinya
gejala.
Reassurance
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya.
• Sikap terapis : meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien.
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha meyakinkan kembali kemampuan pasien bahwa ia sanggup mengatasi masalah yang dihadapinya.
• Sikap terapis : meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan hasil-hasil yang telah dicapai pasien.
•
Topik pembicaraan : pengalaman pasien yang berhasil nyata.
Sugestif
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang.
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang berusaha menanamkan kepercayaan pada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya akan hilang.
•
Sikap terapis : meyakinkan dengan tegas bahwa gejala pasien pasti hilang.
•
Topik pembicaraan : gejala-gejala bukan karena kerusakan organik/fisik dan
timbulnya gejala-gejala tersebut adalah tidak logis.
Bimbingan
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian.
• Suatu bentuk psikoterapi suportif yang memberi nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian.
•
Sikap terapis : menyampaikan nasihat dengan penuh wibawa dan pengertian.
•
Topik pembicaraan : cara hubungan antar manusia, cara berkomunikasi, dan cara
bekerja serta belajar yang baik.
Penyuluhan
• Penyuluhan atau konseling adalah psikoterapi suportif yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.
• Penyuluhan atau konseling adalah psikoterapi suportif yang membantu pasien mengerti dirinya sendiri secara lebih baik agar ia dapat mengatasi permasalahannya dan dapat menyesuaikan diri.
•
Sikap terapis : menyampaikan secara halus dan penuh kearifan.
•
Topik pembicaraan : masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan, dan pribadi.
b. Terapi Reeducative
Untuk mencapai
pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk
menyesuaikan diri.
c. Terapi Reconstuctive
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya dialam tak
sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur
kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi
penyesuaian diri yang baru.
Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain :
Psikoanalisa freud dan Psikoanalisa
non freud psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara :
asosiasi bebas, analisis mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main,
terapi kelompok analitik. 1. Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter
kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi,
sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan (konseling) kembali memodifikasi tujuan dan membangktikan serta
memprgunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reduktif antara
lain :
© Terapi hubungan antar manusi (relationship therapy)
© Terapi sikap (attitude therapy)
© Terapi wawancara ( interview therapy)
© Analisan dan sinthesa yang distributif (terapi
psikobiologik Adolf meyer)
© Konseling terapetik
© Terapi case work
© Reconditioning
© Terapi kelompok yang reduktif
© Terapi somatic
II.
Terapi
Psikoanalisis (Sigmund Freud)
1. Konsep dasar Teori Psikoanalisis tentang
Kepribadian
a. Kesadaran
© Mimpi-mimpi
: merupakan representative simbolik dari kebutuhan, hasrat konflik.
© Salah
ucap / lupa : terhadap nama yg dikenal.
© Sugesti
pascahipnotik.
© Bahan-bahan
yang berasal dari teknik asosiasi bebas.
© Bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif.
b.
Struktur Kepribadian
Id
Id
berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting atau
stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle) atau
prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis
(makan, minum, tidur, dll).
Ego
Peran
utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani
anatar id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada
prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses
sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir rasional.
Super Ego
Super
ego merupakan cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang mewakili
alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang merupakan
komponen kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik
dan buruk, benar dan salah.
c.
Mekanisme Pertahanan Ego
Mekanisme
pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi
kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu :
©
Tidak disadari.
©
Menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah)
kenyataan.
©
Pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai
reaksi-reaksi yang tidak disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau
perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha
sekuat mungkin menjaga kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego.
Namun kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri.
Secara tidak sadar, dia akan bertahan dengan cara memblokir seluruh
dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang
lebih dapat diterima atau tidak terlalu mengancam.
2. Unsur-unsur Terapi
a. Munculnya
Gangguan
Munculnya masalah/gangguan,
Psikoterapi berupaya untuk memunculkan penyebab masalah atau gangguan itu
muncul melalui intervensi yang ditinjau dari lingkungan, kepribadian, faktor
ekonomi, afeksi, komunikasi interpesonal dan lain sebagainya. Dengan usaha
lebih mengenal penyebab gangguan itu muncul klien dapat memperkuat diri agar
terhindar dari resiko yang tinggi dengan modifikasi interaksi terhdap
lingkungannya.
b. Tujuan
Terapi Psikoanalisis
© Membentuk
kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak
disadari idalam diri klien.
© Focus
pada upaya mengalami kembali pengalaman masa anak-anak.
c. Peran
Terapis
© Membantu
klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hub
personal dalam menangani kecemasan secara realistis.
© Membangun
hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan.
© Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien.
© Mendengarkan kesenjangan & pertentangan pada cerita
klien.
3. Tekhnik-tekhnik Terapi
a. Free
Association (Asosiasi Bebas)
Sebuah teknik sederhana terapi
psikodinamik adalah asosiasi bebas di mana pembicaraan pasien dari apa pun yang
datang ke dalam pikiran mereka. Teknik ini melibatkan seorang terapis membaca
daftar kata ( misalnya ibu , anak dll ) dan pasien segera merespon dengan kata
pertama yang datang ke pikiran. Diharapkan bahwa fragmen kenangan direpresi
akan muncul dalam proses asosiasi bebas.
Asosiasi bebas mungkin tidak
berguna jika klien menunjukkan perlawanan , dan enggan untuk mengatakan apa
yang dia berpikir. Di sisi lain, adanya resistensi ( misalnya jeda terlalu
panjang ) sering memberikan petunjuk yang kuat bahwa klien semakin dekat dengan
beberapa ide direpresi penting dalam pemikiran nya, dan yang lebih lanjut
diselidiki oleh terapis disebut untuk.
Freud melaporkan bahwa pasien
bergaul bebasnya kadang-kadang mengalami seperti memori emosional yang intens
dan jelas bahwa mereka hampir mengenang pengalaman. Ini seperti sebuah “kilas
balik” dari perang atau pengalaman perkosaan. Memori stres seperti, begitu
nyata rasanya seperti itu terjadi lagi, disebut abreaksi. Jika seperti memori
mengganggu terjadi pada terapi atau dengan seorang teman yang mendukung dan
salah satu merasa lebih baik - lega atau dibersihkan - kemudian, itu akan
disebut katarsis.
b. Analisis
Transference
Fenomena Transference merupakan
perasaan (positif dan negatif) yang dikembangkan pasien untuk dokter kapasitas
untuk insight. Psikoterapi singkat dan suportif digunakan untuk semua
kelainan psikiatri ringan.
c. Analisis
Resistensi
Freud memandang resistensi
sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk
mempertahankan terhadap kecemasan. Interpretasi konselor terhadap resistensi
ditujukan kepada bantuan klien untuk menyadari alasan timbulnya resistensi.
d. Analisis
Mimpi
Suatu prosedur yang penting untuk
menyingkap bahan-bahan yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas
beberapa area masalah yang tak terselesaikan.
Nama :
Rahayu Wulandari Angsar
NPM :
15511764
Kelas :
3PA11