Sabtu, 29 Juni 2013

Tugas Portopolio 4

A. Pekerjaan dan Waktu Luang

1. Mendefinisikan Nilai Pekerjaan , Apa yang dicari dalam pekerjaan ?


Nilai pekerjaan adalah bahwa nilai dari apa yang kita kerjakan sebenarnya sangat bergantung kepada cara berpikir kita terhadap pekerjaan itu. Sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, jika kita memahami bahwa pekerjaan itu adalah bagian dari sebuah perencanaan besar, atau bahwa pekerjaan itu adalah proses menuju terwujudnya sesuatu yang besar, maka tidak akan ada lagi perasaan kecil dalam hati kita ketika mengerjakan pekerjaan itu.
A. Mencari uang.

Hal ini adalah hal yang paling dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja.  Untuk mencari nafkah (uang), untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga.
Hal ini juga yang biasa digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan. Semakin besar gaji (uang) yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin menarik perkerjaan itu. Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari gaji yang lebih tinggi.

B. Mencari pengembangan diri

Adalah tabiat manusia untuk ingin berkembang menjadi lebih baik. Orang bekerja karena mereka ingin mencari pengembangan (potensi) diri mereka. Mereka akan  mencari pekerjaan dimana mereka dapat mengembangkan diri mereka disana.
Pekerjaan dengan jenjang karir bagus dimana berarti ada peluang pengembangan diri selalu menjadi incaran. Pertimbangan yang lain adalah korelasi pekerjaan dengan bidang keilmuan dan minat mereka.
Keseusaian ini akan mempermudah dalam pekerjaannya, dan sebagai salah satu bentuk pengembangan diri mereka.

C. Mencari teman/sarana bersosialisasi

Manusia adalah makhluk sosial yang perlu untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan relasi mereka. Sebagai media dan tempat mereka untuk bersosialisasi.
Dalam hal ini faktor yang menjadi pertimbangan adalah lingkungan kerja dan juga rekan kerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan rekan kerja yang kooperatif menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih suatu perkerjaan.
D. Mencari kebanggaan/kehormatan diri

Hal lain yang dicari oleh orang dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi kebutuhan dirinya dengan bekerja lebih terhormat dibandingkan orang yang tergantung pada orang lain.
Pada beberapa orang, kehormatan diri juga bergantung  dari  jenis pekerjaan, tempat kerja  dan nama perusahaan. Ada orang yang merasa lebih terhormat dengan bekerja sebagai pegawai kantoran. Dan ada juga orang yang bangga dengan bekerja di perusahaan top.
E. Sebagai sarana beribadah

Hal ini saya yakini ada dan dimiliki orang, walau mungkin jarang terpikirkan sebagai  hal yang dicari dalam bekerja. Sebagai orang yang beriman memang seharusnya setiap tindakan kita di dunia harus dimaknai sebagai ibadah.
Namun kesadaran yang berbeda-beda membuat pemaknaan yang berbeda bagi tiap orang orang. Kerja yang terbaik, menurut saya, adalah pekerjaan yang memberi peluang paling besar bagi kita untuk beribadah. Baik lewat proses pekerjaan itu sendiri, lewat pergaulan di tempat kerja, atau lewat hasil kerjanya.
Harapan kita tentunya kita mendapatkan semuanya dalam pekerjaan kita.
Namun tak ada yang sempurna dalam hidup ini. Saat tidak bisa kita mendapatkan semuanya, maka
kita harus memilih, membuat prioritas. Hal apakah yang harus kita dahulukan diatas yang lainnya.

2. Menjelaskan Fase-Fase dalam Memilih Pekerjaan

Fase remaja sangat penting untuk dilalui oleh anak-anak karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama dalam hal bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana mereka bersikap terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase usia selanjutnya akan rentan terganggu.
  
Ada enam tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon tenaga kerja, yaitu:
   1. Tahap penyerahan surat lamaran 
   2. Tahap wawancara awal 
   3. Tahap ujian psikotes (wawancara) 
   4. Tahap penilaian akhir 
   5. Tahap pemberitahuan wawancara akhir. 
   6. Tahap penerimaan
                              Fase–fase identitas perkerjaan
1.      Ketertarikan
2.      Penghargaan
3.      Keakraban
4.      Kebosanan
 
3.  Menjelaskan Hubungan Antara Karakteristik Pribadi dengan Karakteristik pekerjaan Dalam Pekerjaan yang cocok
A. Memutuskan untuk beralih lebih awal dari pada kemudian
Putuskan untuk berganti pekerjaan secepatnya, jangan menunda-nunda! Kadang-kadang orang memilih untuk bertahan di tempat yang lama sambil menunggu datangnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Hal ini seharusnya dihindari. Ketika Anda tidak lagi nyaman dengan pekerjaan dan merasa bahwa itu bukanlah yang terbaik, saat itulah, Anda harus pergi dan mencari tempat pekerjaan baru.


Semakin lama Anda bertahan pada pekerjaan yang menurut Anda buruk, semakin banyak energi dan kepercayaan diri yang terbuang, yang seharusnya dapat Anda pergunakan untuk mencari pekerjaan baru.
Pekerjaan yang pertama kali Anda lihat di lowongan kerja, bisa jadi adalah yang terbaik dan benar-benar Anda cari. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa itulah yang terburuk sehingga Anda pun harus melirik lowongan yang lain. Oleh karena itu, berilah waktu pada diri sendiri untuk mencari dan menyeleksi pekerjaan yang tepat. Jangan biarkan tekanan ekonomi, keluarga atau tekanan sosial mempengaruhi pilihan Anda.
Untuk dapat menyukai suatu pekerjaan, tidak bijak jika Anda hanya berfokus pada absennya hal-hal yang kita benci dalam pekerjaan tersebut. Ada baiknya jika Anda memikirkan kebaikan-kebaikan yang akan Anda dapatkan dari pekerjaan baru tersebut.
Beberapa hal dapat dilakukan untuk menumbuhkan keyakinan Anda akan adanya hal-hal baik yang akan Anda dapatkan dari suatu pekerjaan baru. misalnya :
  • Ingat kembali pada situasi tertentu, dimana saat itu Anda merasa bahagia di tempat kerja.
  • Tanyakan pada diri Anda, apa yang membuat hal tersebut terjadi?
  • Lakukan eksplorasi hal-hal apa saja yang potensif memberikan pengalaman hebat dalam pekerjaan Anda ke depannya.
Kebanyakan orang berpikir bahwa semakin besar gaji yang didapatkan seseorang, maka tingkat kebahagiaannya pun lebih besar. Akan tetapi menurut studi yang dilakukan oleh Alan B. Krueger (ahli ekonomi) dan Nobel Laurete (psikolog) menyatakan bahwa orang dengan gaji di atas rata-rata memang memiliki kepuasan hidup yang tinggi, tetapi kebahagian yang lebih rendah dibandingkan orang-orang yang menikmati pekerjaan mereka dari waktu ke waktu.
Orang-orang dengan gaji tinggi tersebut cenderung tidak punya banyak waktu untuk mengisi hari-hari mereka dengan hal-hal yang menyenangkan.
Saat mencari pekerjaan baru sebaiknya abaikan detail-detail yang tidak relevan dengan deskripsi pekerjaan. Misalnya saja, titel First Assistent Manager, tunjangan mobil, status dan tekanan sosial seperti pendapat keluarga jika Anda memilih suatu pekerjaan.
Tanyakan pada diri sendiri hal-hal apakah yang dapat membuat Anda menikmati sebuah pekerjaan. Katakan dengan jujur hal-hal tersebut jika ditanya dalam interview. Meskipun seandainya Anda tidak akan mendapatkan pekerjaan tersebut, sesungguhnya kita telah memposisikan diri untuk mendapat pekerjaan yang tepat.
Setelah mendapatkan pekerjaan, selanjutnya Andalah yang berkuasa penuh untuk menjadikan pekerjaan tersebut menjadi luar biasa atau justru sebaliknya.
Jika memang tidak dapat diperbaiki, yang buruk memang harus ditinggalkan. Jadi jangan ragu-ragu untuk melakukannya.
Jadi, lupakan tentang gaji, titel, status dan tunjangan. Ambilah sebuah pekerjaan berdasarkan satu pertimbangan, "Apakah pekerjaan tersebut membuat kita bahagia ?"
Dan pastikan jawabannya adalah “ya”.

4. Menjelaskan tentang kepuasan kerja dan penyesuaian diri dalam pekerjaan.

  Locke mengatakan kepuasan kerja ialah “the appraisal of one’s job as attaining or allowing the attainment of one’s important job values, providing these values are congruent with or help fulfill one’s basic needs (Munandar,  2008 ).” Secara singkat dikatakan bahwa tenaga kerja yang puas dengan pekerjaannya merasa senang dengan pekerjaannya.

            Howell dan Dipboye(1986) dalam Munandar (2008) memandang kepuasan kerja sebagai hasil keseluruhan dari derajat rasa suka atau tidak sukanya tenaga kerja terhadap berbagai aspek dari pekerjaannya.

            Wexley &Yulk (1977) dalam As’ad ( 2008 ) kepuasan kerja ialah “is the way an employee feels about his her job”. Maksudnya adalah kepuasan kerja sebagai “perasaan seseorang terhadap pekerjaan”. Kemudian oleh Vroom (1964) dikatakan sebagai “refleksi dari job attitude yang bernilai positif”.

            Kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. (Hoppeck dalam As’ad, 2008)

            Tiffin (1958) berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasama antara peminpin dengan sesama karyawan. Kemudian Blum (1956) mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan social individual di luar kerja (As’ad, 2008).

            Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan dan sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya, karena apa yang telah dicapai sesuai dengan harapan karyawan, serta adanya penyesuaian diri karyawan dengan lingkungan kerja. Dari berbagai definisi para tokoh, saya akan menggunakan definisi kepuasan kerja dari Tiffin, karena definisi ini yang paling mendekati dan sesuai dengan penelitian saya.

5. Menjelaskan Bagaimana mengisi waktu luang dengan cara positif

               Menurut Muhammad Adil Khithab berpendapat bahwa waktu luang adalah waktu bebas yang oleh seseorang diisi sesuai dengan kegiatan yang dikehendakinya. Waktu Luang memiliki beberapa pengertian, antara lain: Menurut Rabiltuz waktu luang adalah waktu yang tersisa dari pekerjaan yang diharuskan atau sisa waktu belajar atau waktu untuk melaksanakan kewajiban sehari-hari. Waktu luang adalah waktu bebas yang tersisa dari serangkaian kegiatan kehidupan sehari-hari atau setelah melaksanakan kewajiban dan kepentingan hidup.Waktu luang tersebut bebas diisi dengan kegiatan yang diinginkan dan disukai.
   
B. Self Directed

Menurut Gibbons (2002), self directed learning adalah peningkatan pengetahuan, keahlian      prestasi, dan mengembangkan diri dimana individu menggunakan banyak metode dalam banyak situasi dalam setiap waktu. Self directed learning diperlukan karena dapat memberikan kemampuan untuk mengerjakan tugas, untuk mengkombinasikan perkembangan kemampuan dengan perkembangan karakter dan mempersiapkan untuk mempelajari seluruh kehidupan mereka. Self directed learning meliputi bagaimana belajar setiap harinya, bagaimana seseorang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang cepat berubah, dan bagaimana seseorang dapat mengambil inisiatif sendiri ketika suatu kesempatan tidak terjadi atau tidak muncul.
         1.  Bagaimana cara meningkatkan kontrol diri ?
      Dalam perkembangan kontrol-diri, beberapa ahli menganggap bahwa pada usia remaja kontrol-diri sudah mencapai akhir perkembangan, penelitian membuktikan bahwa kontrol-diri yang rendah pada masa remaja berhubungan dengan kontrol-diri yang rendah pula pada masa dewasa.         
            Kontrol-diri dapat ditingkatkan melalui beberapa cara berfikir yang saling berhubungan :


1. Global Processing, mencoba fokus pada gambaran besar dari tujuan hidup atau cita-cita kita, sehingga setiap kegiatan atau tindakan kita dilihat sebagai bagian dari pencapaian tujuan akhir.

2. Abstrac listening, mencoba menolak detil-detil dalam situasi khusus untuk membawa kita berfikir bagaimana tindakan kita sesuai dengan rencana kerja kita secara keseluruhan. Contohnya : seseorang mungkin harus mengurangi berfikir tentang detil-detil beratnya latihan fisik tetapi mencoba untuk fokus pada gambaran fisik yang ideal yang akan dicapai bila dia tetap menjalankan latihan dengan baik.

3. High-level categorization, berfikir tentang konsep tingkat tinggi daripada keadaan yang khusus atau sesaat. Katagorisasi tugas dapat membantu kita untuk mengatur fokus dan mencapai disiplin-diri yang lebih besar.
              2. Bagaimana cara menetapkan suatu tujuan ?
Betapapun keadaan anda saat ini tidak menjadi masalah, yang penting adalah kemana tujuan anda. Menetapkan tujuan adalah langkah pertama yang menggerakkan anda dari posisi anda sekarang ke posisi yang sebenarnya anda inginkan. Kesuksesan dan pencapaian bukanlah suatu kebetulan; semua itu adalah hasil dari keinginan dan tujuan yang disertai tindakan untuk memenuhinya. Menetapkan tujuan meliputi memutuskan target- target yang harus dicapai dalam area- area hidup, memastikan anda tahu apa yang anda mau lakukan dan miliki, dan mengambil langkah konkret mengarahkan sumber daya anda kesana.

Kalau anda tidak menetapkan tujuan anda, orang lain yang akan menetapkan buat anda. Kalau anda tidak menetapkan tujuan finansial, iklan dan pemasaran lah yang memutuskan bagaimana anda membelanjakan uang anda. Kalau anda tidak menetapkan tujuan karir, boss anda lah yang menentukan berapa jam anda bekerja, dan posisi anda sepuluh tahun dari sekarang. Kalau anda tidak menetapkan tujuan kontribusi, penggalang dana lah yang memutuskan untuk apa dan siapa donasi anda akan disalurkan.

Dalam suatu studi melibatkan 1,500 anak berbakat, Dr. Lewis Terman dari Stanford University mencari tahu hubungan antara kepintaran dan pencapaian dalam hidup. Hasil penemuannya luar biasa: IQ bukan bahan utama untuk sukses, melainkan tiga faktor yaitu kepercayaan diri, ketekunan, dan kecenderungan menetapkan tujuan.

Tetapkan tujuan dan rancanglah hidup untuk meraih mimpi anda.
Maksimalkan waktu, uang, dan tenaga menghidupi impian anda. Bukan mencoba menyelipkan mimpi anda ke dalam kesibukan dan kekacauan hidup. Kita semua cuma hidup sekali. Mulailah hidup sebaik- baiknya, jadilah apapun sebisa anda dan jangan menunda lagi.

Dalam bukunya, Stephen R Covey mengatakan bahwa kebiasaan pertama dari orang yang efektif adalah proaktif. Ini berarti mereka bertanggung jawab atas hasil yang mereka peroleh dan melihat dirinya sebagai penentu dari nasib sendiri. Kebiasaan kedua adalah mereka memulai dengan tujuan akhir dalam pikiran, yang berarti mereka memutuskan apa yang ingin mereka capai. Mereka tahu bahwa mereka memiliki pilihan, bagaimanapun keadaannya. Mindset nya adalah “Saya bertanggung jawab atas diri saya, dan saya mempunyai pilihan.”

Komponen utama hidup yang memuaskan adalah visi-tahu apa yang anda inginkan-, perencanaan, dan pelaksanaan; layaknya tempat tujuan, peta, dan kendaraan. Target anda adalah tempat tujuan anda.

Bermimpilah sebesar- besarnya, visualisasikan pencapaian anda, dan bayangkan anda mencapai tujuan- tujuan tesebut. Lihatlah hari- hari yang akan anda jalani, perasaan anda, dan kepuasan anda. Segera tuliskan mimpi- mimpi tersebut. Anda bisa mengambil secangkir kopi dan memutar lagu favorit sembari kembali ke masa kanak- kanak memikirkan masa depan anda. Tuliskan sebanyak- banyaknya, karena anda akan menyeleksinya.
                   3.  Bagaimana cara menyusun konsekuensi yang efektif ?
1.  Jangan membuat garis terlalu tipis. Garis harus tampak dilihat dari jauh dalam ukuran ruangan
2.   Buatlah selalu garis dengan konsisten.bolehlah menggunakan 2 garis yang berbeda tapi sebaiknya tidak lebih
3.   Gunakan hanya satu macam tanda panah karena audience yang dibelakang tidak bisa membedakan
4.      Gunakan satu macam garis putus
5.    Menggunakan shape lebih bagus daripada garis karena shape tampak lebih menarik untuk design yang simple
                     4. Bagaimana menerapkan rencana intervensi ?
Intervensi dimaksudkan untuk menetapkan cara-cara apakah yang patut dipergunakan untuk merencanakan perbaikan berdasarkan masalah yang ditemukan dalam proses diagnosa dan pemberian umpan balik.
Kriteria dari suatu intervensi yang efektif antara lain adanya informasi yang benar dan bermanfaat, kebebasan memilih, dan keterikatan di dalam.
1.      Dengan informasi yang benar dan bermanfaat dimaksudkan segala bahan keterangan tentang masalah organisasi yang diperoleh ketika proses diagnosa. Bahan keterangan tersebut bukan karangan dari konsultan atau klien melainkan benar-benar terjadi dan berlaku secara nyata dalam kegiatan organisasi. Selain itu bahan keterangan tersebut berkaitan dengan persoalan yang sedang dipecahkan, sehingga bahan keterangan tersebut bermanfaat bagi perbaikan organisasi. Oleh karena itu tugas pertama bagi konsultan ialah mencari informasi yang benar dan bermanfaat tersebut. Kalau tugas ini tidak berhasil dilaksanakan, artinya konsultan tidak memperoleh data yang benar dan relevan kiranya sulit bisa dilakukan intervensi yang tepat.
2.      Dengan kebebasan memilih dimaksudkan bahwa tempat pembuatan suatu keputusan itu terletak pada posisi klien. Klien sama sekali bebas memilih alternatif dalam pembuatan keputusan. Ia tidak tergantung kepada konsultan. Tidak ada suatu tindakan atau alternatif tindakan yang datang secara otomatis, tersusun rapi tinggal dipakai, atau dipaksa untuk dipakai. Dengan demikian kebebasan memilih ini ditekankan bahwa tidak ada paksaan pada klien untuk memilih dan membuat keputusan.
3.      Dengan keterikatan kedalam dimaksudkan untuk memberikan penekanan bahwa klien mempunyai tanggung jawab untuk tetap terikat pada pelaksanaan dari rencana atau keputusan yang telah dibuat.
                    5.  Apa saja yang dilakukan dalam proses evaluasi ?
Tahap yang dijalankan dalam lesson study terdiri atas 3 tahap, antara lain sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan (Plan). Pada tahap ini, tim guru/dosen melakukan proses perencanaan yang matang dan tersistematis. Selanjutnya menyiapkan berbagai keperluan pada proses pelaksanaan kedepannya, seperti melengkapi perangkat pembelajaran/pengajaran, media pengajaran dan lain sebagainya.
 
2.Tahap Pelaksanaan (Do). Tahap berikutnya adalah melaksanakan atau mengimplementasikan apa saja yang telah kita rencanakan secara matang. Pada proses ini, tentu saja ada yang menjadi guru/dosen model dan anggota tim lainnya menjadi pengamat (observer). Tahapan ini guru/dosen model menyampaikan konsep dan materi pengajaran seperti biasanya tanpa ada tekanan atau sikap ketidak percayaan diri dalam proses tersebut. Adapun para pengamat mencatat segala aktifitas yang dianggap kurang dan perlu untuk dikoreksi dan disampaikan kepada guru/dosen model setelah kelas selesai. Catatan tersebut bukan hanya aktifitas model tetapi aktifitas siswa juga.

3.   Tahap Evaluasi (See). Tahap terakhir adalah evaluasi, tahapan ini tim guru/dosen kembali berembug atau berdiskusi tentang data atau hasil rekaman yang didapatkan dari proses pengajaran guru/dosen model tersebut. Evaluasinya tentu saja membicarakan hal yang terbaik, dimanakah titik kelemahan dan kelebihan dari proses pengaplikasian proses pembelajaran.

Sumber  :  Davis, K. & Newstrom, J.W., (2000). Perilaku dalam organisasi. Jakarta: Erlangga. 
             http://rajapresentasi.com/2010/01/cara-membuat-struktur-organisasi-yang-efektif/#sthash.AqQAijT9.dpuf
http://rajapresentasi.com/2010/01/cara-membuat-struktur-organisasi-yang-efektif/

Minggu, 02 Juni 2013

HUBUNGAN INTERPERSONAL, CINTA DAN PERKAWINAN

A. HUBUNGAN INTERPERSONAL
Hubungan interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
     Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai hubungan interpersonal, yaitu:
1. Model Pertukaran Sosial dan Analisis Transaksional
     Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut: “Asumsi dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya“.

Analisis Transaksional       
    Pengertian analisis transaksional. Kata transaksi selalu mengacu pd proses pertukaran dlm suatu hubungan. Dalam komunikasi antar pribadi juga dikenal transaksi à yg dipertukarkan adalah pesan-pesan, baik verbal maupun non verbal.
     Analisis transaksional adalah suatu model analisis komunikasi dimana seseorang menempatkan dirinya menurut posisi psikologi yg berbeda (Eric Berne’s, Stuart Sundeen, 1995).
     
    Tujuan:
    Analisis transaksional bertujuan unt mengkaji secara mendalam proses transaksi siapa – siapa yg terlibat di dalamnya pesan apa yg dipertukarkan. Komponen Analisis Transaksional (Rungapadiachy, 1999):
     -Analisis Struktur
     -Analisis Transaksi
     -Analisis Permainan
     -Analisis Naskah

2. Menjelaskan Pembentukan Kesan & Ketertarikan Interpersonal Dalam Memulai Hubungan
Pembentukan kesan sangat penting untuk ada nya ketertarikan interpersonal ,ada tahap tahapan untuk menjalin hubungan interpersonal antara lain :
1. Pembentukan
 Pembentukan apa sih? Tahap ini sering disebut juga dengan tahap perkenalan. Peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses perkenalan.
   
   Fase pertama,
  “fase kontak yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. Bila mereka merasa ada kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri.

Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu:
 a) informasi demografis
 b) sikap danpendapat (tentang orang atau objek)
        c) rencana yang akan datang
        d) kepribadian
        e) perilaku pada masa lalu
        f) orang lain
        g) hobi dan minat
           2. Peneguhan Hubungan
         Karena hubungan interpersonal tidak bersifat statis, selalu berubah, perubahan maka untuk memelihara dan memperteguh hubungan interpersonal, maka diperlukan adanya tindakan–tindakan tertentu untuk mengembalikannya adanya keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini, yaitu:
       a) keakraban
       b) control
       c) respon yang tepat dan
       d) nada emosional yang tepat.
Apa sih itu keakraban? Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.
Faktor kedua adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua orang
mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang dominan. Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak yang mau mengalah.
Faktor ketiga adalah ketepatan respon. Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B.
Contohnya : Pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa. Respon ini bukan saja berkenaan dengan pesan - pesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal.
Misalnya Jika pembicaraan yang serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon yang tidak tepat.
Faktor terakhir yang dapat memelihara hubungan interpersonaladalah adanya keserasian suasana emosi ketika komunikasi sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil. Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana emosi.
3. Menjelaskan Model Peran.Konflik Adequacy Peran Serta Auntensitas Dalam Hubungan Peran
    Model peran apa itu? Model peran dalam hubungan interpersonal di sini di anggap sebagi panggung sandiwara .di sini semua orang di minta buat memainkan perannya sesuai dengan naskah yang sudah di buat oleh masyarakat .
Contohnya  :  Anak sekolah menjalankan perannya sebagai pelajar yang perannya adalah belajar
                     Ibu yang perannya mengurus keluarga
Hubungan interpersonal berjalan baik apabila seseorang itu menjalannkan perannya dengan baik sesuai dengan peran yang di jalankan.
4. Intimasi Dan Hubungan Pribadi
    Apa itu intimacy? Menurut Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
     Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain. Intimasi juga adalah salah satu atribut yang paling menonjol dalam suatu hubungan intim daripada hubungan pribadi yang lain. Keintiman (intimacy) sangat berkaitan dengan derajat kecintaan, kepercayaan, kepuasan, tanggung jawab dan pengertian pasangan dalam hubungan yang dekat (intim).
       Keintiman juga memberikan sumbangan besar dalam memenuhi kebutuhan individu dan keintiman itu pun memberikan efek positif pada kebaikan pasangan dalam suatu hubungan pertemanan (Prager & Buhrmester) untuk mejalin hubungan pribadi diperlukan adanya intimacy. Cinta interpersonal membutuhkan tiga hal: Intimacy, Passion, dan Commitment. Perasaan dekat dan nyaman muncul dari kualitas kebersamaan yang bagus. Keberasamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan ini adalah sebuah wujud awal dari cinta yang sering disebut sebagai persahabatan atau pertemanan (Liking/Friendship).
      Proses pendekatan itu proses dimana kebersamaan yang menciptakan Intimacy dan kenyamanan yang merupakan wujud awal cinta. Jika Intimacy, Passion, dan Commitment terpenuhi, maka sebuah hubungan akan menjadi sempurna karena dliliputi oleh cinta yang menyeluruh (Consummate Love). Namun, keadaan yang penuh cinta yang menyeluruh ini bisa berlangsung selamanya dan bisa juga tidak. Kenapa? Semua bergantung pada proses memelihara tiga hal tersebut yang dipenuhi berbagai rasa, mulai dari sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.

       Ketika Intimacy yang hilang, maka yang terjadi adalah cinta absurd (Fatuous Love).
Apa itu fatuos love /cinta absurd? Cinta absurd adalah cinta yang bersandar pada Passion dan Commitment,
seperti mempertahankan pernikahan atau berpacaran karena teman, orangtua, usia, dan motivasi dari luar lainnya. Hanya saja, ada motivasi pada ketertarikan pribadi dan fisik, dan Comitment yang tidak bertujuan menjaga hubungan, tapi lebih bertujuan mengejar materi atau kekuasaan. Cinta ini menjadi absurd karena hal yang paling awal tidak ada lagi. Hilangnya Intimacy terjadi, juga karena respon yang tidak tepat terhadap rasa yang menyertai sebuah hubungan, seperti sedih, gembira, puas, kecewa, rindu bahkan bosan.
5. Intimasi Dan Pertumbuhan
    Apapun alasan untuk berpacaran, untuk bertumbuh dalam keintiman, yang terutama adalah cinta. Keintiman tidak akan bertumbuh jika tidak ada cinta . Keintiman berarti proses menyatakan siapa kita sesungguhnya kepada orang lain. Keintiman adalah kebebasan menjadi diri sendiri. Keintiman berarti proses membuka topeng kita kepada pasangan kita. Bagaikan menguliti lapisan demi lapisan bawang, kita pun menunjukkan lapisan demi lapisan kehidupan kita secara utuh kepada pasangan kita.
    Keinginan setiap pasangan adalah menjadi intim. Kita ingin diterima, dihargai, dihormati, dianggap berharga oleh pasangan kita. Kita menginginkan hubungan kita menjadi tempat ternyaman bagi kita ketika kita berbeban. Tempat dimana belas kasihan dan dukungan ada didalamnya. Namun, respon alami kita adalah penolakan untuk bisa terbuka terhadap pasangan kita. Hal ini dapat disebabkan karena :
(1) kita tidak mengenal dan tidak menerima siapa diri kita secara utuh.
(2) kita tidak menyadari bahwa hubungan pacaran adalah persiapan memasuki pernikahan.
(3) kita tidak percaya pasangan kita sebagai orang yang dapat dipercaya untuk memegang rahasia.
(4) kita dibentuk menjadi orang yang berkepribadian tertutup.
(5) kita memulai pacaran bukan dengan cinta yang tulus .

B. CINTA DAN PERKAWINAN
           
1. Menjelaskan bagaimana memilih pasangan
          Dalam suatu hubungan harus kita harus pinter untuk memilih pasangan,pasangan yang bisa menerima kita apa adanya dan bisa menutupi kekurangan yang ada dalam diri kita sehingga kita bisa melengkapi satu sama lain.Dalam memilih pasangan tidak harus mlihat kecantikan luarnya saja tetapi lebih baiknyaa melihat kecantikan dalam dirinya.
2. Seluk beluk hubngan dalam perkawinan
          Fase bulan madu. Fase ini merupakan periode ideal dalam pernikahan. Pasangan cenderung memiliki perasaan positif. Hubungan pun selalu romantis. Pasangan selalu membicarakan berbagai hal yang belum pernah mereka bahas sebelumnya. Pasangan menikah saling memahami dan menghargai pandangan masing-masing. Pada fase inilah pasangan merasakan jatuh cinta yang mendalam, sehingga sikap mereka pun cenderung lebih toleran, fleksibel, terhadap pasangannya. Pasangan menjadi prioritasnya. Sehingga anggapan bahwa cinta mengalahkan segalanya, berlaku pada fase ini. Kalau pun muncul konflik, pasangan menikah di tahapan bulan madu ini akan fokus menjadi solusi. Fase ini berlangsung antara enam bulan hingga dua tahun.
        Fase penyesuaian. Fase ini paling menantang dalam hubungan pernikahan. Pasangan menikah tak lagi melihat dirinya masing-masing sebagai partner. Konflik dalam hubungan umumnya terjadi seputar masalah seks, intimasi, uang, rasa aman, dan masalah anak.
Psikolog Azin Nasseri mengatakan, “Tingginya angka perceraian lebih banyak berkaitan dengan cara pasangan menghadapi konflik. Kurangnya kemampuan dan pengetahuan mengenai cara membangun hubungan yang sehat. Termasuk cara memahami dinamika cinta yang alami terjadi.”
Kalau saja pasangan mampu dan berkomitmen mengatasi konflik yang membuat mereka merasa kesepian, juga memutuskan untuk mengatasi rasa takit, marah dan penolakan, mereka bisa melewati fase ini lebih baik. Pasangan pun akan memiliki komitmen baru dalam hubungan, dan memiliki apresiasi lebih tinggi juga cinta pada pasangannya.
       Fase kekosongan. Fase ini menandai hari jadi pernikahan ke-20. Pasangan menikah secara perlahan melepas tanggung jawabnya mengasuh anak. Anak-anak mulai beranjak dewasa, bahkan mulai bisa hidup mandiri. Pada periode ini, pasangan menikah mulai memikirkan apa yang ingin dilakukan bersama menikmati kehidupan berikutnya.
3. Penyesuaian dan pertumbuhan dalam perkawinan
        Fase penyesuaian. Fase ini paling menantang dalam hubungan pernikahan. Pasangan menikah tak lagi melihat dirinya masing-masing sebagai partner. Konflik dalam hubungan umumnya terjadi seputar masalah seks, intimasi, uang, rasa aman, dan masalah anak.
4. Perceraian & Pernikahan kembali
     Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin melanjutkan kehidupan pernikahannya, mereka bisa meminta pemerintah untuk dipisahkan. Selama perceraian, pasangan tersebut harus memutuskan bagaimana membagi harta mereka yang diperoleh selama pernikahan (seperti rumah, mobil, perabotan atau kontrak), dan bagaimana mereka menerima biaya dan kewajiban merawat anak-anak mereka. Banyak negara yang memiliki hukum dan aturan tentang perceraian, dan pasangan itu dapat diminta maju ke pengadilan.
5. Menjelaskan alternative selain pernikahan : “membujang” (single life)

      Paradigma terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah?? Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
        Ada banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup, kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap hidup melajang.
     Persepsi masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman, juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang, mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
      Alasan yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak perusahaan lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi posisi tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.

     Banyak pria menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih mendapat prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi dan fokus pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah diperoleh. Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke luar kota dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah menikah.
       Kemapanan dan kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi. Sementara, perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri. Banyak yang mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
    Lajang pun lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas untuk melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang. Pelajang biasanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan teman-teman yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah.  Ketika diundang ke pernikahan kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun datang, mereka berusaha untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang dan sesama pelajang. Hal ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana dari kerabat yang seusia dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul? Sudah ada calon? Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk dijawab oleh pelajang.
      Seringkali, pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar. Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak tidak berat jodoh.
Tidak dapat dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah, memiliki pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang seumuran yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa jadi, mereka belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah alasan mereka untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah menemukan seorang yang telah cocok di hati.
    Kehidupan melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.
Arus modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup sendiri.
 
Sumber: 
http://reginamintalangi.blogspot.com/2013_06_01_archive.html
http://dwpujia.blogspot.com/2013_06_01_archive.html

NAMA: Rahayu Wulandari Angsar
KELAS: 2PA11
NPM: 15511764