Senin, 27 Januari 2014

Tugas Portofolio 4



A.     EMPOWERMENT, STRESS, DAN KONFLIK
1.    Definisi Empowerment
Richard Carver, Managing Director dari Coverdale Organization mendefinisikan empowerment sebagai mendorong dan membolehkan seseorang untuk mengambil tanggung jawab secara pribadi untuk meningkatkan atau memperbaiki cara-cara menyelesaikan pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kontribusi dalam pencapaian sasaran organisasi. Empowerment memerlukan penciptaan budaya yang mendorong pegawai dalam setiap tingkatan untuk melakukan sesuatu yang berbeda dan membantu pegawai untuk percaya diri dan kemampuan untuk melakukan perubahan.

2.     Kunci Efektif Empowerment
Konsep pemberdayaan (empowerment), menurut Friedmann muncul karena adanya dua primise mayor, yaitu “kegagalan” dan “harapan”. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan lingkungan yang berkelanjutan, sedangkan harapan muncul karena adanya alternatif-alternatif pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender, peran antara generasi dan pertumbuhan ekonomi yang memadai. Dengan dasar pandangan demikian, maka pemberdayaan masyarakat erat kaitannya dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan pada masyarakat, sehingga pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya dengan pemantapan, pembudayaan dan pengamalan demokrasi.
Selanjutnya Friedmann dalam Prijono dan Pranaka (1996) menyatakan bahwa kekuatan aspek sosial ekonomi masyarakat menjadi akses terhadap dasar-dasar produksi tertentu suatu rumah tangga yaitu informasi, pengetahuan dan ketrampilan, partisipasi dalam organisasi dan sumber-sumber keuangan, ada korelasi yang positif, bila ekonomi rumah tangga tersebut meningkatk aksesnya pada dasar-dasar produksi maka akan meningkat pula tujuan yang dicapai peningkatan akses rumah tangga terhadap dasar-dasar kekayaan produktif mereka.
Soetrisno (1995:139) mengemukakan bahwa paradigma pemberdayaan (empowerment) ingin mengubah kondisi tersebut dengan cara memberi kesempatan pada kelompok orang miskin untuk merencanakan dan kemudian melaksanakan program pembangunan yang juga mereka pilih sendiri. Kelompok orang miskin ini juga diberi kesempatan untuk mengelola dana pembangunan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari pihak lain.
Kemudian timbul pertanyaan, apa perbedaan antara model pembangunan partisipatif dengan model pemberdayaan rakyat (empowerment). Perbedaannya terlihat bahwa dalam model pemberdayaan, rakyat miskin tidak hanya aktif berpartisipasi dalam proses pemilihan program, perencanaan, dan pelaksanaannya tetapi mereka juga menguasai dana pelaksanaan program itu. Sementara dalam model pembangunan yang partisipatif keterlibatan rakyat dalam proses pembangunan hanya sebatas pada pemilikan, perencanaan dan pelaksanaan, sedangkan pemerintah tetap menguasai dana guna mendukung pelaksanaan program tersebut.

3.     Definisi Stres
Selye (dalam Mumtahinnah, 2008) mendefinisikan stres sebagai  respon yang tidak spesifik dari tubuh  pada tiap tuntutan yang dikenakan  padanya.
Sedangkan Korchin (dalam Mumtahinnah, 2008) menyatakan bahwa  keadaan stres muncul apabila tuntutan- tuntutan yang luar biasa atau terlalu  banyak mengancam kesejahteraan atau  integritas seseorang.

4.    Sumber Stres
D.Sarafino (dalam Mumtahinnah, 2008) membedakan sumber-sumber stres, yaitu dalam diri individu, keluarga, komunitas dan masyarakat.
a.       Sumber-sumber Stres di Dalam Diri Seseorang
Menurut Sarafino (dalam Mumtahinnah, 2008)  kadang-kadang sumber stres itu ada di dalam diri seseorang. Tingkatan stres yang muncul tergantung pada keadaan rasa sakit dan umur individu.
b.      Sumber-sumber Stres di dalam Keluarga
Stres di sini dapat bersumber dari interaksi di antara para anggota keluarga.
c.       Sumber-sumber Stres di Dalam Komunitas dan Lingkungan
Beberapa pengalaman stres orangtua bersumber dari pekerjaannya, dan lingkungan yang stresfull sifatnya.
d.      Pekerjaan
Diantara faktor-faktor yang membuat suatu pekerjaan itu stressfull adalah tuntutan kerja.
e.       Stres yang Berasal dari Lingkungan
Lingkungan yang dimaksudkan di sini adalah lingkungan fisik, seperti:  Kebisingan, suhu terlalu panas, kesesakan.

5.     Pendekatan Stres
Robbins dalam (Rini, 2010) menyebutkan dua  pendekatan dalam mengatasi stres, yaitu:
a.       Pendekatan individual
Seorang dapat memikul  tanggung jawab pribadi untuk mengurangi  tingkat stresnya. Strategi individu yang telah terbukti efektif adalah:
J  Teknik manajemen waktu
J  Meningkatkan latihan fisik
J  Pelatihan pengenduran (relaksasi)
J  Perluasan jaringan dukungan sosial

b.      Pendekatan Organisasional
Beberapa faktor yang menyebabkan stres  terutama tuntutan tugas dan peran, struktur  organisasi dikendalikan oleh manajemen. Strategi  yang digunakan:
J  Perbaikan seleksi personil dan penempatan kerja
J  Penggunaan penetapan tujuan yang realistis
J  Perancangan ulang pekerjaan
J  Peningkatan keterlibatan kerja
J  Perbaikan komunikasi organisasi
J  Penegakkan program kesejahteraan korporasi

6.    Definisi Konflik
Konflik organisasi adalah perbedaan pendapat antara dua anggota atau lebih karena harus membagi sumber daya yang langka atau aktivitas kerja dan atau karena mereka mempunyai status, tujuan, penilaian atau pandangan yang berbeda.
Perbedaan antara konflik dan persaingan (kompetisi)  terletak pada apakah salah satu pihak dapat mencegah pihak lain dalam pencapaian tujuan. Kompetisi terjadi jika tujuan kedua belah pihak tidak sesuai akan tetapi kedua belah pihak tidak dapat saling mengganggu.

7.   Jenis – jenis konflik
Ada lima jenis konflik dalam organisasi, yaitu:
a.       Konflik didalam individu
Konflik ini timbul apabila individu merasa bimbang terhadap pekerjaan mana yang harus dilakukannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
b.      Konflik antar individu dalam organisasi yang sama
Konflik ini timbul akibat tekanan yang berhubungan dengan kedudukan atau perbedaan kepribadian.
c.       Konflik antar individu dan kelompok
Konflik ini timbul berhubungan dengan cara individu menanggapai tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.
d.      Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini timbul karena adanya pertentangan kepentingan  antar kelompok.
e.       Konflik ini timbul akibat adanya bentuk persaingan ekonomi dalam sistem perekonomian suatu Negara. Konflik semacam ini diakui sebagai sarana untuk mengembangkan produk baru, teknologi, jasa, harga yang lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya yang tersedia secara lebih efisien.

8.   Proses konflik
a.       Penyebab konflik
J  Beda tujuan
J  Kompetisi antar sumber yang tidak terbatas
J  Tugas saling tergantung
J  Sistem imbalan yang tidak layak
J  Perilaku yang tidak manusiawi
J  Perbedaan suku, agama, ideologi, dsb Fase Laten
J  Penyebab konflik telah ada
J  Belum terjadi kejadian pemicu
J  Konflik belum jelas karena belum diekspresikan

b.      Fase Pemicu
J  Terjadi sesuatu yang memicu konflik
J  Sadar terjadinya konflik
J  Diferensiasi
J  Konflik terbuka
J  Dialog tidak berhasil

c.       Fase eskalasi
J  Interaksi konflik memanas
J  Mulai menggunakan kekuasaan
J  Memperbesar kekuasaan, mencari teman, terjadi spiral konflik

d.      Fase Krisis
J  Peraturan tidak dihormati
J  Semua kekuasaan digunakan untuk mengalahkan lawan
J  Terjadi agresi
J  Menyelamatkan muka

e.       Fase Resolusi Konflik
J  Kehabisan energi, berhenti, dan tidak memulainya lagi
J  Menyelamatkan muka
J  Terjadi solusi

f.        Fase pascakonflik
J  Hubungan pihak yang berkonflik bisa kembali harmonis atau tidak harmonis

B.     KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN

1.      Pengertian Komunikasi
Berikut adalah pengertian Komunikasi menurut para ahli :
a.       Raymond Ross, Komunikasi adalah proses menyortir, memilih, dan pengiriman simbol-simbol sedemikian rupa agar membantu pendengar membangkitkan respons/makna dari pemikiran yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh komunikator.
b.      Bernard Barelson & Garry A. Steiner,Komunikasi adalah proses transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, grafis, angka, dsb.
c.       Colin Cherry, Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya.

Dari beberapa pengertian komunikasi, dapat disimpulkan, komunikasi (communication) Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan dari orang ke orang lain atau dari kelompok ke kelompok. Ia adalah proses interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok-kelompok tersebut

2.      Proses Komunikasi dalam Manajemen
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a.       Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
b.      Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb).
3.      Hambatan komunikasi

a.       Hambatan fisik dalam proses komunikasi
Merupakan jenis hambatan berupa fisik, misalnya cacat pendengaran (tuna rungu), tuna netra, tuna wicara. Maka dalam hal ini baik komunikator maupun komunikan harus saling berkomunikasi secara maksimal. Bantuan panca indera juga berperan penting dalam komunikasi ini.
Contoh: Apabila terdapat seorang perawat dengan pasien berusia lanjut. Dalam hal ini maka perawat harus bersikap lembut dan sopan tapi bukan berarti tidak pada pasien lain. Perawat harus lebih memaksimalkan volume suaranya apabila ia berbicara pada pasien tuna rungu. Begitu pula halnya dengan si pasien. Apabila si pasien menderita tuna wicara maka sebaiknya ia mengoptimalkan panca inderanya (misal: gerakan tangan, gerakan mulut) agar si komunikan bisa menangkap apa yang ia ucapkan. Atau si pasien tuna wicara isa membawa rekan untuk menerjemahkan pada si komunikan apa yang sebetulnya ia ucapkan.
b.      Hambatan semantik dalam proses komunikasi
Semantik adalah pengetahuan tentang pengertian atau makna kata (denotatif). Jadi hambatan semantik adalah hambatan mengenai bahasa, baik bahasa yang digunakan oleh komunikator, maupun komunikan.
Hambatan semantik dibagi menjadi 3, diantaranya:
J  Salah pengucapan kata atau istilah karena terlalu cepat berbicara. contoh: partisipasi menjadi partisisapi
J  Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama. Contoh: bujang (Sunda: sudah; Sumatera: anak laki-laki).
J  Adanya pengertian konotatif. Contoh: secara denotative, semua setuju bahwa anjing adalah binatang berbulu, berkaki empat. Sedangkan secara konotatif, banyak orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.
Jadi apabila ini disampaikan secara denotatif sedangkan komunikan menangkap secara konotatif maka komunikasi kita gagal.
c.       Hambatan psikologis dalam proses komunikasi
Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis manusia.
Hambatan psikologi dibagi menjadi 4 :
J  Perbedaan kepentingan atau interest
Kepentingan atau interst akan membuat seseorang selektif dalam menganggapi atau menghayati pesan. Orang hanya akan memperhatikan perangsang (stimulus) yang ada hubungannya dengan kepentingannya. Effendi (1981: 43) mengemukakan secara gamblang bahwa apabila kita tersesat dalam hutan dan beberapa hari tak menemui makanan sedikitpun, maka kita akan lebih memperhatikan perangsang-perangsang yang mungkin dapat dimakan daripada yang lain. Andaikata dalam situasi demikian kita dihadapkan pada pilihan antara makanan dan sekantong berlian, maka pastilah kita akan meilih makanan. Berlian baru akan diperhatikan kemudian. Lebih jauh Effendi mengemukakan, kepentingan bukan hanya mempengaruhi kita saja tetapi juga menentukan daya tanggap, perasaan, pikiran dan tingkah laku kita.
Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen. Heterogenitas itu meliputi perbedaan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan yang keseluruhannya akan menimbulkan adanya perbedaan kepentingan. Kepentingan atau interest komunikan dalam suatu kegiatan komunikasi sangat ditentukan oleh manfaat atau kegunaan pesan komunikasi itu bagi dirinya. Dengan demikian, komunikan melakukan seleksi terhadap pesan yang diterimanya.
Kondisi komunikan seperti ini perlu dipahami oleh seorang komunikator. Masalahnya, apabila komunikator ingin agar pesannya dapat diterima dan dianggap penting oleh komunikan, maka komunikator harus berusaha menyusun pesannya sedemikian rupa agar menimbulkan ketertarikan dari komunikan.
J  Prasangka
Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai prasangka, maka sebaiknya kita bahas terlebih dahulu pengertian persepsi.
Persepsi adalah pengalaman objek pribadi, peristiwa faktor dari hambatan : personal dan situasional.
Untuk mengatasi hambatan komunikasi yang berupa prasangka pada komunikan, maka komunikator yang akan menyampaikan pesan melalui media massa sebaiknya komunikator yang netral, dalam arti ia bukan orang controversial, reputasinya baik artinya ia tidak pernah terlibat dalam suatu peristiwa yang telah membuat luka hati komunikan. Dengan kata lain komunikator itu harus acceptable. Disamping itu memiliki kredibilitas yang tinggi karena kemampuan dan keahliannya.
J  Stereotip
Adalah gambaran atau tanggapan mengenai sifat atau watak bersifat negative (Gerungan,1983:169). Jadi stereotip itu terbentuk pada dirinya berdasarkan keterangan-keterangan yang kurang lengkap dan subjektif. Contoh: Orang Batak itu berwatak keras sedangkan orang Jawa itu berwatak lembut.
Seandainya dalam proses komunikasi massa ada komunikan yang memiliki stereotip tertentu pada komunikatornya, maka dapat dipastikan pesan apapun tidak dapat diterima oleh komunikan.
J  Motivasi
Merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Gerungan 1983:142).
Motif adalah sesuatu yang mendasari motivasi karena motif memberi tujuan dan arah pada tingkah laku manusia. Tanggapan seseorang terhadap pesan komunikasi pun berbeda sesuai dengan jenis motifnya.
4.      Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon & Huffner, 2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting, face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena perkembangan teknologi media komunikasi.
Terdapat definisi lain tentang komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini: informasi/pesan) (McDavid & Harari).
5.      Model pengolahan informasi komunikasi

Model Pengolahan Informasi pada dasarnya menitikberatkan dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) manusia untuk memahami dunia dengan cara menggali dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan pemecahannya, serta mengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.
Model pengolahan informasi dibawah ini ada 4 yaitu:
a.       Rational
Proses informasi adalah proses menerima, menyimpan dan mengungkap kembali informasi. Dalam proses pembelajaran, proses menerima informasi terjadi pada saat siswa menerima pelajaran. Proses menyimpan informasi terjadi pada saat siswa harus menghafal, memahami, dan mencerna pelajaran. Sedangkan proses mengungkap kembali informasi terjadi pada saat siswa menempuh ujian atau pada saat siswa harus menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
b.      Limited capacity
Komunikasi terbatas menimbulkan kekacauan komunikasi seperti salah pengertian akan maksud yang disampaikan.
c.       Expert
Komunikasi adalah sebuah keterampilan yang bisa dipelajari dan dikuasai oleh siapapun, sama seperti halnya keterampilan-keterampilan lainnya. Seperti hipnotis/hypnosis, nlp (neuro language program) dan lain sebagainya.
d.      Cybernetic
Sistem yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistem.

6.      Model Interaktif Manajemen dalam Komunikasi
a.       Confidence: merupakan bagian integral dari keyakinan budaya seseorang dan mempengaruhi keyakinan klien terhadap penyakitnya.
b.      Immediacy:  memberikan pengaruh fresh terhadap informasi yang disampaikan .
c.       Interaction manajemen: interaksi manajemen dalam komunikasi memberi pengaruh yang sangat besar dalam peroses pengelolaan komunikasi.
d.      Expresiviness:  juga memberikan pengaruh yg sangat besar juga dalam pengelolaan informasi komunikasi manajemen.
e.       Other orientation: orientasi lainnya hanya sebagai pendukung saja.

Sumber :
http://choirunnisawijayanti.blogspot.com/2013/11/komunikasi-dalam-manajemen.html
http://hayyunaafy.wordpress.com/my-document/hambatan-komunikasi/
http://inspirasisangmahasiswa.blogspot.com/