Manusia hidup pasti membutuhkan
hidup membutuhkan komunikasi baik dengan diri sendiri (intrapersonal)
maupun dengan orang lain (interpersonal).
Jenis-jenis komunikasi:
INTRAPERSONAL
Komunikasi intrapersonal:
komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri maka tindak balas yang dilakukan
ialah dalam internal diri sendiri. Contoh, komunikasi yang terjadi saat kita
merenung, berdialog dengan diri sendiri (baik sadar maupun secara tidak sadar,
misalnya sedang tidur). Komunikasi intrapersonal terjadi pada pra-sesaat-pasca
komunikasi interpersonal. Oleh karena itu, komunikasi intrapersonal selalu
mengiringi komunikasi interpersonal.
Komunikasi intrapersonal
bertujuan untuk melakukan prediksi, evaluasi dan penguatan/ pelemahan. Sebagai
contoh, pada saat kita berkomunikasi dengan orang lain, timbul perbincangan
dengan diri kita untuk prediksi bagaimana rasanya berkomunikasi dengan orang
itu, akan nyamankah berbincang dengannya? Sewaktu dan setelah berbincang dengan
orang itu, kita kembali akan mengevaluasi bagaimana proses perbincangan tadi,
nyamankah berbincang dengannya. Jika kita merasa nyaman dalam berkomunikasi
dengan orang lain (komunikasi interpersonal) maka prediksinya kita akan
mengulang kembali berkomunikasi dengannya. Inilah yang disebut sebagai proses
penguatan. Namun akan terjadi proses pelemahan jika terjadi evaluasi negatif
terhadap proses komunikasi dengan orang tersebut.
☺ Sistem Komunikasi Intrapersonal
Maha bijaksana Tuhan yang telah
mengatur proses komunikasi intrapersonal yang melibatkan beberapa unsur atau
elemen sebagai berikut (Burgon & Huffner, 2002);
a.
Sensasi, yaitu proses menangkap stimulus (pesan/informasi verbal maupun non
verbal). Pada saat berada pada proses sensasi ini maka panca indera manusia
sangat dibutuhkan, khususnya mata dan telinga.
b.
Persepsi, yaitu proses memberikan makna terhadap informasi yang ditangkap oleh
sensasi. Pemberian makna ini melibatkan unsur subyektif. Contohnya, evaluasi
komunikan terhadap proses komunikasi, nyaman tidakkah proses komunikasi
dengan orang tersebut?
c.
Memori, yaitu proses penyimpanan informasi dan evaluasinya dalam kognitif
individu. Kemudian informasi dan evaluasi komunikasi tersebut akan dikeluarkan
atau diingat kembali pada suatu saat, baik sadar maupun tidak sadar. Proses
pengingatan kembali ini yang disebut sebagai recalling.
d.
Berpikir, yaitu proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi
kebutuhan atau menyelesaikan masalah. Proses ini meliputi pengambilan
keputusan, pemecahan masalah dan berfikir kreatif. Setelah mendapatkan evaluasi
terhadap proses komunikasi interpersonal maka ada antisipasi terhadap proses
komunikasi yang selanjutnya. Contohnya, jika kita merasa tidak nyaman
berkomunikasi dengan dosen maka kita mempunyai cara untuk antisipasi agar
komunikasi di kemudian hari menjadi lancar.
INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal;
komunikasi yang dilakukan dengan orang lain sehingga tindak balas dan
evaluasinya memerlukan orang lain. Contoh, komunikasi dengan pacar, teman,
dosen, orang tua dan lain sebagainya.
☺ Definisi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal ialah
komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain untuk mendapatkan umpan balik, baik
secara langsung (face to face) maupun dengan media. Berdasarkan
definisi ini maka terdapat kelompok maya atau faktual (Burgon & Huffner,
2002). Contoh kelompok maya, misalnya komunikasi melalui internet (chatting,
face book, email, etc.). Berkembangnya kelompok maya ini karena
perkembangan teknologi media komunikasi.
Terdapat definisi lain tentang
komunikasi interpersonal, yaitu suatu proses komunikasi yang bersetting pada
objek-objek sosial untuk mengetahui pemaknaan suatu stimulus (dalam hal ini:
informasi/pesan) (McDavid & Harari).
☺ Fungsi Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal
mempunyai komunikasi sebagai berikut;
a.
Untuk mendapatkan respon/ umpan balik. Hal ini sebagai salah satu tanda
efektivitas proses komunikasi. Bayangkan bagaimana kalau tidak ada umpan balik,
saat Anda berkomunikasi dengan orang lain. Bagaimana kalau Anda sms ke orang
lain tetapi tidak dibalas?
b.
Untuk melakukan antisipasi setelah mengevaluasi respon/ umpan balik. Contohnya,
setelah apa yang akan kita lakukan setelah mengetahui lawan bicara kita kurang
nyaman diajak berbincang.
c.
Untuk melakukan kontrol terhadap lingkungan sosial, yaitu kita dapat melakukan
modifikasi perilaku orang lain dengan cara persuasi. Misalnya, iklan yang
arahnya membujuk orang lain.
☺ Peringkat Analisis Komunikasi
Interpersonal
Dalam
mengevaluasi komunikasi interpersonal, kita memerlukan suatu kemampuan analisis
terhadap proses komunikasi tersebut. Analisis tersebut tergantung dari
peringkat atau level analisisnya. Beberapa level analisis itu antaranya;
- Cultural level data, yaitu level analisis yang didasari oleh aturan, norma atau kebiasaan yang menjadi budaya suatu komunitas dalam berkomunikasi, biasanya pada komunikasi non verbal. Contohnya, perbedaan makna “anggukan” dan “gelengan” kepala antara orang Indonesia dengan orang India.
- Sociological level data, yaitu level analisis yang didasari oleh prediksi keterkaitan antara individu dengan komunitas sosialnya (membership group). Level analisis ini berkaitan antara peringkat individu dengan lingkungan sosialnya. Inilah akomodasi antara proses yang terjadi dalam peringkat individual yang diinternalisasi dalam dirinya selama hidup dengan proses yang terjadi pada peringkat lingkungan sosial yang baru saja mempengaruhi nilai-nilai pada individu. Contohnya, orang Indonesia yang baru saja tiba di luar negeri dan harus menyesuaikan dengan komunikasi di luar negeri maka akan terjadi akomodasi nilai-nilai individu dengan lingkungan barunya (membership group vs reference group).
- Psychological level data, yaitu level analisis prediksi perilaku spesifik dalam transaksi komunikasi. Misalnya saat individu berbohong maka ia akan melakukan mekanisme pertahanan diri (self defence mechanism). Atau dengan kata lain, ia akan melakukan rasionalisasi agar pesan/ informasinya tetap dipercaya oleh orang lain.
►Beberapa
hal yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antara lain;
- Pengalaman, yaitu berkaitan dengan persepsi dan informasi yang disimpan dalam memori dan digunakan untuk memberikan evaluasi terhadap proses komunikasi interpersonal. Misalnya, pengalaman dalam membaca respon non verbal/ kinestik.
- Motivasi, yaitu manusia sebagai individu aktif mengatur stimulus apa yang akan direspon mana yang tidak (tergantung motivasi).
- Kepribadian. Dalam suatu penelitian dinyatakan bahwa individu non otoriter lebih cermat dalam mengevaluasi stimulus daripada individu yang otoriter. Hal ini berkaitan orang yang otoriter biasanya selalu berfokus terhadap dirinya sendiri. Selain itu, orang otoriter cenderung melakukan proyeksi sehingga kurang cermat dalam mengevaluasi stimulus dari orang lain.
☺ Ketertarikan Kepada Orang Lain (Interpersonal
Attraction)
Tentunya
dalam menjalin hubungan dengan orang lain, terlebih jika mempunyai derajad
homophily yang tinggi maka komunikan akan mempunyai ketertarikan satu sama
lain. Ketertarikan terhadap orang lain ini bisa terjadi pada pra-saat-setelah
komunikasi interpersonal. Pada saat pra atau sebelum komunikasi interpersonal
disebabkan oleh memes yang telah kita bicarakan pada bab sebelum ini.
Seseorang bisa tertarik kepada orang lain dalam berkomunikasi karena adanya
penghargaan (reward) yang berupa umpan balik positif. Inilah yang
disebutkan tadi sebagai proses penguatan.
►Beberapa
faktor yang menyebabkan ketertarikan terhadap orang lain:
- Faktor karakteristik orang lain; orang tertarik kepada orang lain lebih disebabkan oleh fisik (physical attraction). Selain itu, orang tertarik dan lebih merasa tertantang jika mengalami kesulitan dalam meraih perhatian dari orang lain (hard to get effect).
- Faktor situasional; orang tertarik kepada orang lain karena biasa bertemu dalam tempat yang dekat (proximity) dan orang tertarik kepada orang lain karena ikatan emosional (familiarity).
Menurut
Brehm & Kassin (1996), masalah komunikasi tersebut diantaranya:
a. Negative affect reciprocity,
yaitu proses komunikasi yang bermasalah karena salah satu komunikan
membangkitkan kesalahan lawan bicaranya pada masa yang harmonis. Misalnya,
suami membangkitkan kesalahan isterinya yang dulu pernah berselingkuh. Permasalahan
itu dibangkitkan pada masa yang sedang harmonis.
b.
Demand/ withdraw interaction, yaitu proses komunikasi yang bertepuk
sebelah tangan atau tidak ada kesepakatan dalam proses berkomunikasi.
☺ Hambatan dalam Komunikasi Interpersonal
Seringkali komunikan tidak
saling memahami maksud pesan atau informasi dari lawan bicaranya. Hal ini
disebabkan beberapa masalah antara;
a.
Komunikator:
·
Hambatan biologis, misalnya komunikator gagap.
·
Hambatan psikologis, misalnya komunikator yang
gugup.
·
Hambatan gender, misalnya perempuan tidak
bersedia terbuka terhadap lawan bicaranya yang laki-laki.
b.
Media:
·
Hambatan teknis, misalnya masalah pada teknologi
komunikasi (microphone, telepon, power point, dan lain sebagainya).
·
Hambatan geografis, misalnya blank spot pada
daerah tertentu sehingga signal HP tidak dapat ditangkap.
·
Hambatan simbol/ bahasa, yaitu perbedaan bahasa
yang digunakan pada komunitas tertentu. Misalnya kata-kata “wis mari” versi
orang Jawa Tengah diartikan sebagai sudah sembuh dari sakit sedangkan versi
orang Jawa Timur diartikan sudah selesai mengerjakan sesuatu.
·
Hambatan budaya, yaitu perbedaan budaya yang
mempengaruhi proses komunikasi.
c.
Komunikate:
·
Hambatan biologis, misalnya komunikate yang
tuli.
·
Hambatan psikologis, misalnya komunikate yang
tidak berkonsentrasi dengan pembicaraan.
·
Hambatan gender, misalnya seorang perempuan akan
tersipu malu jika membicarakan masalah seksual dengan seorang lelaki.
☺ Keterbukaan Diri
Dalam
berkomunikasi interpersonal, tentunya kita memerlukan keterbukaan diri. Menurut
Altman & Taylor (1973), keterbukaan diri adalah suatu pertukaran sosial
sebagai dasar membangun hubungan. Kemudian Altman & Taylor ini yang melahirkan
teori penetrasi sosial sebagaimana yang telah dibahas pada bab sebelumnya.
Berkaitan
dengan keterbukaan diri ini, terdapat sebuah penelitian dari Hansen &
Schuldt (1984, dalam Brehm & Kassin, 1996) bahwa:
- Kita terbuka dengan apa yang kita suka
- Kita suka terhadap orang yang mampu membuka diri
- Kita suka terhadap informasi yang terbuka
► Dalam
keterbukaan diri, ternyata terdapat beberapa penelitian yang mengacu terhadap
perbedaan individu dalam menyampaikan keterbukaan diri. Misalnya:
a. Perempuan membuka diri terhadap
sesama perempuan akan lebih bisa terbuka daripada laki-laki membuka diri
terhadap perempuan.
b. Perempuan membuka diri terhadap sesama perempuan akan lebih bisa terbuka
daripada laki-laki membuka diri terhadap sesama laki-laki.
c. Perempuan membuka diri terhadap laki-laki akan lebih bisa terbuka daripada
laki-laki membuka diri terhadap perempuan.
d. Perempuan membuka diri terhadap laki-laki sama-sama bisa terbuka antara
laki-laki membuka dirinya terhadap laki-laki.
Namun penelitian-penelitian
tersebut dalam setting budaya barat. Belum tentu sama hasilnya jika dilakukan
di setting budaya timur, seperti di Indonesia, sebagaimana kita ketahui bahwa
budaya dapat mempengaruhi dalam proses komunikasi.